"Ah! Kana, awas!" Tangan
Alley menarik tanganku tepat ketika sebuah mobil melesat di depanku. Aku
terbelalak dan kaget tentunya, merasakan angin berdesir cepat di depanku. Orang
- orang di belakang kami sudah berjalan melewati zebra cross saat Alley
menarikku mengikutinya ke arah gedung sekolah megah di seberang jalan. Alley
adalah tetanggaku dan teman sejak SD-ku, dia anak laki - laki yang manja dan
cengeng dulu. Entah sejak kapan dia berubah menjadi laki - laki gagah dan keren
sekarang. Dia mengatakan sesuatu karena aku melihat mulutnya bergerak membentuk
kalimat - kalimat, meski aku tidak dapat mendengarnya dengan jelas. Pertama
karena hiruk pikuk jalanan dan kedua karena aku masih mengantuk. Aku berjalan
memasuki jalan besar sekolah Sky High. Yap itu sekolahku.
Sekolah ini terdiri dari dua gedung
besar. Gedung yang ada di depan adalah gedung SMP, sedangkan yang di belakang
adalah gedung SMA. Sistem sekolah ini berbeda karena ada tiga kelas, yaitu
kelas reguler,yang berisi anak - anak biasa termasuk aku dan Alley, kelas
premium, yang berisi anak - anak yang masuk dengan beasiswa dan kelas jurusan,
yang berisi anak - anak yang biasanya akan meneruskan usaha keluarga atau mau
menggapai cita - citanya lebih cepat. Seragamnya pun berbeda. Kelas reguler
memakai atasan biru muda dan bawahan biru tua. Kelas premium memakai atasan
kuning dengan dasi hitam dan bawahan hitam. Kelas jurusan memakai atasan warna
putih dengan rompi berkerah warna hitam dan bawahan berwarna hitam.
"Kamu mengerti?" tanya Alley
mengakhiri 'pidato'-nya. "Hah? Tadi kamu bicara apa?" balasku setelah
melamun cukup lama. Alley menghela nafasnya panjang,"Sudahlah lupakan
saja. Itu Monica, sana. Nanti kita ketemu lagi di gerbang ya," sahutnya
meninggalkanku sambil melambaikan tangannya. Aku membalas lambaiannya. Sekarang
dia sudah bersama teman - temannya, berjalan masuk ke sekolah. Aku menarik tali
tasku lebih naik ke atas pundakku. Monica datang dengan berlari
kecil,"Kamu selalu berangkat dengan pangeran ya? Karena itu kamu tidak mau
ikut denganku, putri?" candanya dengan senyum menghias bibirnya. "Toh
rumahnya kan dekat denganku, dan lagi tadi itu hanya kebetulan dia
menungguku," balasku. Monica menatapku lalu tersenyum,"Dia pasti
menyukaimu. Itu pasti!" matanya berbinar saat mengatakan itu bahkan rambut
berombaknya tampak berkilau juga seakan setuju. Aku hanya tersenyum kecil,
tidak percaya. "Percayalah padaku, Kana. Dia itu suka padamu. Maksudku,
kalau dia hanya menganggapmu sebagai teman saja dia tidak mungkin mau
menjemputmu dari pesta dansa itu, menolongmu dari preman - preman, memaksamu
untuk tidak ikut kencan buta, menjenguk bahkan merawatmu saat sakit,
melindungimu dari kakak kelas yang playboy, dan lainnya. Ya kan!" tegasnya
lebih lagi. "Bukannya itu juga yang kamu lakukan?" tanyaku sambil
berjalan ke tangga. Gadis berambut panjang itu terdiam sebelum dengan ragu
menjawab,"Iya juga sih..." Aku tersenyum penuh kemenangan dan
berjalan naik, meski kata - kata Monica membekas di kepalaku. Aku mengharapkan
hal itu.....
apikkk ! owo
BalasHapusJek bersambung to pom ? omo
aku pengen tauu :3
ketok e Alley itu tipe yg romantis .///__///.
Aller ! <(>0<)>
thx owo
Hapusiya cuma males,soale g ad inspirasi lagi =w=
iy2 btul2 >w<
Aller??? o.O