Senin, 16 April 2012

Red Tulip - The Beginning

"Ah! Kana, awas!" Tangan Alley menarik tanganku tepat ketika sebuah mobil melesat di depanku. Aku terbelalak dan kaget tentunya, merasakan angin berdesir cepat di depanku. Orang - orang di belakang kami sudah berjalan melewati zebra cross saat Alley menarikku mengikutinya ke arah gedung sekolah megah di seberang jalan. Alley adalah tetanggaku dan teman sejak SD-ku, dia anak laki - laki yang manja dan cengeng dulu. Entah sejak kapan dia berubah menjadi laki - laki gagah dan keren sekarang. Dia mengatakan sesuatu karena aku melihat mulutnya bergerak membentuk kalimat - kalimat, meski aku tidak dapat mendengarnya dengan jelas. Pertama karena hiruk pikuk jalanan dan kedua karena aku masih mengantuk. Aku berjalan memasuki jalan besar sekolah Sky High. Yap itu sekolahku. 
Sekolah ini terdiri dari dua gedung besar. Gedung yang ada di depan adalah gedung SMP, sedangkan yang di belakang adalah gedung SMA. Sistem sekolah ini berbeda karena ada tiga kelas, yaitu kelas reguler,yang berisi anak - anak biasa termasuk aku dan Alley, kelas premium, yang berisi anak - anak yang masuk dengan beasiswa dan kelas jurusan, yang berisi anak - anak yang biasanya akan meneruskan usaha keluarga atau mau menggapai cita - citanya lebih cepat. Seragamnya pun berbeda. Kelas reguler memakai atasan biru muda dan bawahan biru tua. Kelas premium memakai atasan kuning dengan dasi hitam dan bawahan hitam. Kelas jurusan memakai atasan warna putih dengan rompi berkerah warna hitam dan bawahan berwarna hitam.
"Kamu mengerti?" tanya Alley mengakhiri 'pidato'-nya. "Hah? Tadi kamu bicara apa?" balasku setelah melamun cukup lama. Alley menghela nafasnya panjang,"Sudahlah lupakan saja. Itu Monica, sana. Nanti kita ketemu lagi di gerbang ya," sahutnya meninggalkanku sambil melambaikan tangannya. Aku membalas lambaiannya. Sekarang dia sudah bersama teman - temannya, berjalan masuk ke sekolah. Aku menarik tali tasku lebih naik ke atas pundakku. Monica datang dengan berlari kecil,"Kamu selalu berangkat dengan pangeran ya? Karena itu kamu tidak mau ikut denganku, putri?" candanya dengan senyum menghias bibirnya. "Toh rumahnya kan dekat denganku, dan lagi tadi itu hanya kebetulan dia menungguku," balasku. Monica menatapku lalu tersenyum,"Dia pasti menyukaimu. Itu pasti!" matanya berbinar saat mengatakan itu bahkan rambut berombaknya tampak berkilau juga seakan setuju. Aku hanya tersenyum kecil, tidak percaya. "Percayalah padaku, Kana. Dia itu suka padamu. Maksudku, kalau dia hanya menganggapmu sebagai teman saja dia tidak mungkin mau menjemputmu dari pesta dansa itu, menolongmu dari preman - preman, memaksamu untuk tidak ikut kencan buta, menjenguk bahkan merawatmu saat sakit, melindungimu dari kakak kelas yang playboy, dan lainnya. Ya kan!" tegasnya lebih lagi. "Bukannya itu juga yang kamu lakukan?" tanyaku sambil berjalan ke tangga. Gadis berambut panjang itu terdiam sebelum dengan ragu menjawab,"Iya juga sih..." Aku tersenyum penuh kemenangan dan berjalan naik, meski kata - kata Monica membekas di kepalaku. Aku mengharapkan hal itu.....

2 komentar:

  1. apikkk ! owo
    Jek bersambung to pom ? omo
    aku pengen tauu :3
    ketok e Alley itu tipe yg romantis .///__///.
    Aller ! <(>0<)>

    BalasHapus
    Balasan
    1. thx owo
      iya cuma males,soale g ad inspirasi lagi =w=
      iy2 btul2 >w<
      Aller??? o.O

      Hapus